Kabar Nagari, Padang – Fadly Amran, nama yang tidak asing lagi ditelinga anak muda Kota Padang bahkan Sumatera Barat (Sumbar). Dia merupakan salah satu pemuda yang sukses dalam menggeluti dunia bisnis di Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat ini.
Anak dari pasangan H Amran St Sidi Sulaiman dan Hj Maizarnis ini dikenal oleh kalangan muda di Kota Padang sebagai sosok yang mudah tersenyum dan aktif dalam berorganisasi. Ternyata, kesuksesan seorang Fadly Amran tidak lepas dari dorongan keluarga, yakni kedua orang tua dan istri tercintanya Dian Puspita.
Karir seorang Fadly Amran ternyata diawali dari usaha Warung Internet (Warnet). Hal itu dilakukannya usai menamatkan kuliah di Seattle University, Amerika Serikat pada tahun 2009 yang lalu. Nasib baik datang kepada Fadly, saat dirinya menjalani usaha tersebut, ternyata hal itu pula yang membuatnya untuk bergabung dengan organisasi tempat bernaungnya para pengusaha muda di Sumatera Barat yakni HIPMI.
“Menjadi wirausaha adalah cita-cita saya dari kecil. Maka, usai menamatkan kuliah di Amerika saya lansung pulang ke Padang dan membangun usaha ini (warnet). Di perjalanan saya bertemu dengan para senior HIPMI,” ujar Owner dari G Sports Center (GSC) ini kepada Kabarnagari.com di kediamannya di Padang, Kamis 16 November 2017, Siang.
Fadly mengatakan, ide-ide bisnis yang ia kembangkan saat ini didapatnya dari organisasi HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia). Pada saat pertemuan dengan senior HIPMI tersebut, dia sempat ditawarkan untuk menjadi ketua di tahun 2009. Akan tetapi, merasa belum matang di organisasi dirinya menolak dan memutuskan untuk menjadi sekretaris BPC HIPMI Kota Padang.
“Begitu juga di organisasi yang lain seperti KNPI, saya juga mendapatkan link dari kawan-kawan di HIPMI,” kata Owner dari GP Futsal dan Fitnes Gold ini.
Dia mengatakan, orang yang membuat dirinya terdorong untuk menjadi seorang pengusaha adalah Ayahnya sendiri. Karena, dia melihat sosok Ayahnya tersebut mempunyai jiwa kewirausahaan yang sangat baik.
“Dulu Papa mendorong anak-anaknya semuanya untuk menjadi seorang dokter, termasuk saya sendiri, karena kakak-kakak saya semuanya dokter. Maka pada saat itu sempat terjadilah perdebatan saat Papa menyuruh saya untuk mengambil kuliah kedokteran di Jakarta. Akan tetapi, saya tetap keras dengan pendirian untuk berangkat ke Amerika untuk mengambil kuliah bisnis,” cerita Fadly.
Suami dari Dian Puspita ini mengatakan didalam dunia usaha perlu ada keberanian didalam diri. Akan tetapi, perlu juga kematangan serta pengalaman. Fadly menyampaikan sama halnya dengan berorganisasi, tidak bisa lansung instan. Karena, mendapatkan sesuatu dengan cara instan itu tidak akan bagus kedepannya.
“Jadi orangkan memandang saya ini mendirikan usaha ini instan dari G Sport Center saja, akan tetapi mereka tidak tau bahwa sebelum adanya itu saja mengawali dari Gp Futsal dahulu kemudian Fitnes Gold. Maka pada saat itu melihat berkembangnya dua usaha ini saya berfikir kenapa tidak dijadikan satu tempat,” kata Fadly.
Tidak ada alasan bagi Fadly untuk takut dalam mendirikan suatu tempat usaha. Fadly memandang saat ini Paradigmanya, seseorang itu tidak jadi mendirikan usaha karena mengeluh modal tidak ada. Dan itu menurut Fadly bukan sebuah alasan.
“Kenapa kita harus lansung mendirikan usaha yang besar, tentu iya tidak ada modal. Mulailah suatu usaha itu dari hal yang kecil terlebih dahulu. Kalau mendirikan usaha yang besar kita pasti tidak akan ada kesanggupan,” ulas Fadly.
Menurut Fadly, tidak ada kata nekat dalam membangun usaha. Kata yang lebih pantas di pakai dalam memulai sebuah usaha adalah “Berani”. Keputusan yang diambil selalu ada pemikiran yang matang.
Fadly menceritakan, dirinya tidak mau menjadi seorang anak yang di pandang manja oleh orang lain. Maka, di masa kecil dulu hanya satu keinginan Fadly menjadi seorang pengusaha yang sukses.
“Berat dulu rasanya untuk meninggalkan Padang dan berangkat ke Amerika, apalagi pada saat itu Papa dalam keadaan sakit. Namun, hikmah yang saya ambil adalah keputusan tersebut membawa saya menjadi anak yang mandiri serta mempunyai keteguhan hati yang matang,” beber Fadly.
Dia menyampaikan, satuhal yang selalu dipakainya dalam dunia bisnis adalah mengutamakan kepentingan konsumen dan ingin membuat konsumen selalu merasa nyaman berada di tempatnya. Karena, dalam dunia bisnis seorang pembeli dapat diibaratkan Raja. Maka, apapun kritik dari konsumen, apapun tanggapannya harus diterima dengan baik untuk kemajuan produk.
“Jangan jadi pengusaha yang egois dan tidak mau menerima saran dari orang lain. Saya melihat, pengusaha-pengusaha yang memakai sifat itu dia tidak akan pernah maju dan selalu ketinggalan jaman,” tegas Fadly. (Ad)