Kabar Nagari, Padang – Wakil Sekretaris Jendral DPP Gerindra, Andre Rosiade meminta Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah agar melakukan koordinasi dengan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Barat (Sumbar). Hal ini terkait semakin maraknya prostitusi online di Kota Padang.
“Tim saya di Padang sudah melakukan penelusuran terkait isu prostitusi online. Ternyata benar, di Padang pelaku prostitusi online cukup banyak,” kata Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM), Andre Rosiade, Kamis 4 Januari 2018, siang.
Andre menyampaikan, dalam penelusuran yang sudah dilakukan. Para pelaku prostitusi online tersebut beroperasi dengan cukup rapi. Dalam melakukan transaksi para pelaku melakukan tahapan-tahapan yang cukup rumit.
“Mereka ini memang sulit untuk diketahui keberadaannya. Kita harus melakukan transaksi dulu. Seperti tawar menawar baru bisa ketemu dan mengetahui dimana lokasi wanita tersebut. Dari mereka bahkan ada mata-mata yang berjaga di lingkungan Hotel,” ujar Andre.
Hasil penelusuran tersebut, kebanyakan dari wanita-wanita yang menjadi pelaku prostitusi online berumur sekitar 17 hingga 28 tahun. Dengan tarif, 1,5 juta hingga 250 ribu rupiah. Andre menyampaikan, timnya telah melakukan perbincangan dengan salah wanita.
“Kita sebut saja, namanya Bunga ya. Dia mengaku tidak melakukan transaksi lansung dengan pelanggan. Tapi, melalui Germo. Nah, nanti itu si Germo kan buat akun di aplikasi chat, di pajang foto bodi cewek. Nanti, ketika ada yang minta foto, di kirimnya foto cewek itu,” ujarnya.
Lain lagi dengan, sebut saja Melati. Dia lansung melakukan transaksi dengan pelanggan. Melatipun tidak mematok harga yang tinggi. “Kata dia, kalau soal harga berapa pelanggan minta. Asal jangan kerendahan saja, minimal 250. Itu tergantung, kalau pelanggan minta lebih ya harus nambah,” ujar Andre mengulangi kata Melati.
Melihat kondisi ini, Andre merasa sedih melihat kampung halamannya, Padang dirusak oleh perilaku maksiat tersebut. “Saya berharap, pak wali segera melakukan koordinasi. Bagaimana Padang mau menjadi Kota Religius, kalau maksiat merajalela sepert ini,” ujarnya.
“Tempat hiburan malam yang belum usai, kawasan prostitusi Mata Hari Lama, tambah lagi ini. Walikota bersama Wakilnya serta seluruh SKPD terkait harus bekerja dengan ekstra dan lebih keras lagi,” tutur Andre.
Ranah Minang kata Andre, menjunjung tinggi falsafah adatnya “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandikan Kitabullah” jangan sampai falsafah itu ternodai. Andre memangkui, maksiat tidak akan bisa lansung habis, namun kalau pemerintah bisa terus giat memberantasnya, insyaallah para pelaku akan menjadi jera. (KN1)