Kabar Nagari, Padang – Tujuh orang jemaah umroh yang diberangkatkan oleh Bumi Minang Pertiwi (BMP), yang terlantar di Malaysia, akhirnya pulang ke Indonesia. Mereka, memutuskan untuk pulang ke Tanah Air, dengan biaya sendiri.
Pantauan Kabarnagari.com, di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), isak tangis mewarnai kedatangan tujuh orang jemaah umroh asal Sumbar ini, di pintu kedatangan bandara. Air matapun tak kuasa dibendung ketika masing-masing orang yang berangkat umroh tersebut tiba di Indonesia.
Mereka tampak kecewa, karena tidak jadi ke Tanah Suci. Bukan hanya itu saja, ada juga jemaah yang kecewa dengan pelayanan tour and travel yang memberangkatkan mereka tersebut. Salah satu ungkapan kekecewaan datang dari Yunidar Wati jemaah umroh asal Kota Padang.
Ia mengatakan, sudah tidak betah lagi rasanya berada di Kuala Lumpur. Walapun pihak hotel melayani dengan baik, akan tetapi mereka memutuskan untuk pulang ke Indonesia.
“Kami berusaha untuk pulang dan tadi malam kami berusaha untuk mencari tiket. Sehingga kami mendapatkan tiket untuk kelompok kami yang dari padang sebanyak tujuh orang. Akhirnya kami berangkat jam setengah empat,” kata Yunidar Wanit kepada Kabarnagari.com di Bandara Internasional Minangkabau, Kamis 29 Maret 2018, Sore.
Yunidari menyampaikan, biaya untuk beli tiket dari mereka sendiri. Dan saat ini masih banyak yang terlantar di Malaysia. Yakni dari jemaah Padang Panjang dan lain-lain.
“Kami memutuskan untuk pulang ini, karena selama dua hari tidak ada ketentuan untuk berangkat ke Tanah Suci. Sampai keluarga kami di kampung berusaha untuk menghubungi kami, ternyata di Padang sudah heboh, BMP sudah tertutup dan kami memutuskan untuk pulang,” papar Yuniardi.
Sebelumnya diberitakan, Sejumlah keluarga jemah umroh yang dikabarkan terlantar di Mekah dan Kuala Lumpur, mendatangi kantor BMP di Jalan S Parman Nomor 170, Kota Padang, Sumatra Barat, pada Kamis, 29 Maret. Mereka menanyakan kejelasan nasib keluarganya yang telantar di Arab Saudi dan Malaysia.
Dari informasi yang dihimpun awak media, ratusan jemaah yang terlantar tersebut, selama empat hari, sejak 26 Maret 2018. Mereka berangkat melalui perusahaan PT Bumi Minang Pertiwi (BMP) Tour dan Travel. Sebagian jemaah yang di Mekah tak bisa pulang karena paspor mereka ditahan oleh manajemen hotel tempat mereka menginap.
Kabarnya, perusahaan BMP belum menyelesaikan biaya penginapan untuk jemaah di sana.Sebagian yang lain bahkan belum dapat berangkat ke Tanah Suci karena masih tertahan di Kuala Lumpur. Manajemen hotel keberatan menerima jemaah sebelum BMP menyelesaikan biaya penginapan.
Direksi BMP, pada 28 Maret, menerbitkan surat edaran yang berisi empat poin. Dua di antaranya bahwa BMP akan memaksimalkan perjalanan kepulangan jemaah di Malaysia dan dan Arab Saudi serta menjadwal ulang keberangkatan.
“Untuk detail persoalannya, direksi yang tahu. Mereka ada di Jakarta. Saya hanya petugas logistik yang bersama rekan-rekan lainnya berinisiatif tetap membuka kantor,” kata Nanda, Staf Bagian Logistik Kantor Pusat BMP Group di Padang.
Nanda dan sejumlah karyawan di kantor Padang mengaku belum mengetahui detail persoalan ratusan jemaah yang telantar itu. Ia dan rekan-rekannya berinisiatif tetap membuka kantor untuk menerima pengaduan dan menjelaskan seadanya kepada keluarga jemaah.
Sementara ini, khusus jemaah yang akan berangkat, terutama pada April 2018, seluruh jadwal sudah dijadwal ulang. Manajemen perusahaan berkomitmen tetap bertanggung jawab.(KN1)