Kabar Nagari, Padang – Sebagian kaum perempuan pasti mengenal yang namanya kista ovarium. Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang terbentuk didalam ovarium.
Kista ovarium dikenal juga sebagai akumulasi cairan didalam ovarium yang dikelilingi oleh dinding yang tipis (setiap folikel ovarium yang berukuran sekitar dua sentimeter atau lebih disebut kista ovarium).
Kista ovarium berbentuk menyerupai kantung, seringkali berbentuk struktur penuh cairan yang berkembang dalam indung telur wanita.
“Kista merupakan tumor (benjolan) yang berisi cairan. Tumor pun ada yang jinak dan ada yang ganas. Sebagian besar kista ovarium bersifat jinak. Jadi tidak benar anggapan orang yang sering mengira kista itu sama dengan kanker.” Ungkap dr. Engga Lift Irwanto, SpOG(K).
Kista ovarium ada dua jenis utama, salah satunya kista fungsional. Kista fungsional muncul sebagai bagian dari siklus menstruasi. Kista yang tergolong umum terjadi ini tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya.
dr. Engga, SpOG(K) menjelaskan : “pada ovarium wanita yang sedang haid, ada benjolan berisi cairan yang isinya sel telur. Benjolan ini disebut folikel dan bentuknya seperti kista dengan ukuran 2-3cm. Kista semacam ini disebut kista fungsional dan bersifat normal”.
Jenis kista yang kedua adalah kista patologis yang mengandung sel abnormal. Pada sebagian kecil kasusnya, sel abnormal tersebut bersifat kanker.
Macam-macam Kista fungsional yaitu:
Kista folikel merupakan kista ovarium yang paling sering terjadi. Setiap bulan, ovarium seorang wanita akan melepaskan telur yang bergerak ke tuba fallopi kemudian menuju rahim (uterus) agar dapat dibuahi oleh sperma.
Mekanisme terjadinya sebagai berikut:
Dalam ovarium terdapat banyak sekali calon telur yang berupa kantung-kantung yang berisi telur yang belum matang yang disebut sebagai folikel.
Folikel berisi cairan yang melindungi telur sampai matang yang pada akhirnya akan pecah dan melepaskan telur (ovulasi).
Namun, terkadang folikel tidak melepaskan telur atau tidak menumpahkan cairan dan menyusut setelah telur dilepaskan. Jika hal ini terjadi, folikel bisa tumbuh menjadi lebih besar karena cairan didalamnya semakin banyak. Folikel yang berisi cairan inilah yang menjadi kista ovarium jenis folikel.
“Kista folikel tidak berbahaya dan sering menghilang tanpa pengobatan setelah beberapa minggu”. Kata dr. Engga, SpOG(K).
Kista ovarium fungsional lainnya adalah kista luteal. Kista luteal lebih jarang terjadi dibandingkan dengan kista folikel. Kista luteal terjadi ketika sisa jaringan folikel setelah melepaskan telur (korpus luteum) diisi dengan darah. Kista ini biasanya menghilang sendiri setelah beberapa bulan, terkadang bisa pecah dan menyebabkan perdarahan internal dan nyeri mendadak.
Macam-macam kista ovarium patologis diantaranya:Kista dermoid yang merupakan jenis kista patologis yang paling sering terjadi pada wanita dibawah usia 40 tahun. Sedangkan wanita diatas 40 tahun sering menderita cystadenoma.
Kista dermoid berkembang dari sel-sel yang digunakan untuk membuat telur. Sebagaimana telur memiliki kemampuan untuk menciptakan berbagai jenis sel, begitu juga dengan kista dermoid ini sehingga dapat terdiri dari berbagai jenis jaringan manusia, termasuk darah, lemak, tulang dan rambut.
Kista dermoid memiliki potensi untuk tumbuh sangat besar, terkadang besarnya hingga mencapai 15 cm. Ini bukan merupakan jenis kista yang ganas, tapi hampir selalu memerlukan tindakan operasi atau pembedahan sebagai therapinya.
Kistadenoma berkembang dari sel-sel yang melapisi bagian luar ovarium yaitu kistadenoma serosa dan kistadenoma musinosa.
Kistadenoma serosa biasanya tidak tumbuh sampai besar tetapi dapat menimbulkan gejala jika pecah.
Sebaliknya, kistadenoma musinosa dapat tumbuh sangat besar (sampai 30 cm) mengisi bagian dalam perut dan dapat menekan organ-organ dalam lainnya seperti kandung kemih dan usus sehingga dapat menyebabkan gejala berupa gangguan pencernaan dan sering buang air kecil.
Kistadenoma musinosa yang besar juga dapat berisiko untuk pecah atau memblokir suplai darah ke ovarium, yang dikenal sebagai torsi.
Penderita kista ovarium yang telah mengalami menopause dianjurkan untuk menjalani tes darah dan USG secara teratur untuk memastikan hilangnya kista dalam waktu dekat. Jika tidak, kista ovarium perlu diangkat melalui operasi karena berpotensi berkembang menjadi kanker ovarium.
Semua masalah yang berhubungan dengan fungsi reproduksi seperti kista ovarium, mioma uteri, tumor payudara, dan endometriosis terjadi karena adanya gangguan atau ketidakseimbangan hormonal.
Sebaiknya perbaiki keseimbangan hormonal. Walaupun sudah dioperasi jika keseimbangan hormonal tidak diperbaiki tetap akan ada kecendrungan petumbuhan kista ovarium kembali.
“Sebelum melakukan operasi kista ovarium, harus benar-benar diperhitungkan risiko dan manfaatnya”. Kata dr. Engga, SpOG(K)
Beliau juga menerangkan bahwa tidak semua kista ovarium harus di operasi. Harus dipertimbangkan kondisi kista itu sendiri apakah memang harus diangkat atau ada pertimbangan tertentu. Juga perlu dipertimbangkan kondisi pasien, usianya, apakah sudah menikah dan memiliki anak.
Jadi, operasi bukan jalan keluar untuk sejumlah kista ovarium. Operasi pun tidak bisa menjamin kista ovarium tidak akan tumbuh kembali. Pengangkatan kista bisa mencederai indung telur yang berfungsi memproduksi hormon yang dibutuhkan tubuh walaupun pada umumnya kista dapat diangkat tanpa mengganggu indung telur, tergantung jenis kista ovariumnya.